Monday, November 18, 2013

Homestay with Japanese Family, One of The Best Moment

Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 9-10 November 2013 alhamdulillah saya diberi kesempatan buat ikut program homestay 2 malam 1 hari di keluarga Jepang yang diprakarsai oleh suatu klub yang disebut Hippo Family Club. Boleh saya katakan klub ini cukup luar biasa, karena beranggotakan family atau keluarga Jepang yang siap menerima mahasiswa atau orang-orang asing buat tinggal di rumahnya.... Haha keikutan saya di program ini pun sebenarnya juga bener2 takdir, karena saat itu pendaftaran untuk ikut homestay sebenarnya sudah ditutup...hanya saja karena pengen banget jadi saya iseng aja coba memberanikan diri ngehubungin CP nya, alhamdulillah yang namanya kehendak Allah, aplikasi saya tetep diterima walaupun udah lewat batas deadline. Benar-benar satu pelajaran paling berharga tinggal di negara orang adalah "JANGAN TAKUT untuk BERTANYA"...ternyata pepatah Indonesia malu bertanya sesat di jalan itu emang tepat banget.

Hostfamily ku tinggal di kawasan kota Kawasaki yang sebenernya ga jauh-jauh amat dari tempatku tinggal (kota Yokohama). Hari itu....meeting dengan host family pertama bakal diadain jam 1 di Ookayama. Haha berhubung rada siang, jadi saya berangkat habis dzuhur dan langsung keburu-buru lari karena takut telat (ga enak dong kesan pertama "tukang telat" -Indonesia banget-) ke stasiun Fujigaoka yang merupakan stasiun paling dekat dari dorm. Eeeehh ternyata pas sampe di sana..takdir berkata lain. Di siang itu, benar benar bertepatan saat aku naik tangga ke atas stasiun terjadi kecelakaan penumpang, entah jikko (kecelakaan biasa akibat kelalaian penumpang) atau jisshin jikko (bunuh diri) saya ga tau pasti. Begitulah Jepang...hal seperti ini (red: bunuh diri) udah sering banget terjadi, tapi kata temen saya yang uda tinggal lebih lama deket eki (baca:stasiun) ini, ini pertama kalinya selama 2 taun terakhir dia tinggal disitu. Yg lebih parahnya lagi adalah...saya nyaris jadi saksi mata, bahkan masih smpat melihat jaket korban di rel kereta....benar-benar merusak mood saya hari itu. Di Jepang, kereta itu transport utama banget...jadi kalo ada yang kayak gini otomatis semua kereta di line itu harus berhenti dulu dan mau ga mau saya harus nunggu sekitar lebih dari 30 menit.

Cukup panik, karena meeting dengan hostfamily jam 1, padahal kereta baru bakal jalan lagi jam 1.30..alhamdulillah setelah berusaha ngehubungin sensei Sato, akhirnya sensei berkata bahwa dia akan memberitahu hostfamilyku untuk menunggu....waktu pun berlalu.... Akhirnya sekitar jam 2.00 aku baru sampe di tempat meeting dengan hostfamily. Ga nyangka banget pas sampe disana, ternyata buanyak orang dari hippo family club dan ternyata mereka nungguin saya. Begitu masuk pintu, dengan ramahnya orang-orang Jepang tersebut bertanya "Laras-san?" Spontan aku jawab "Hai..." dan tidak lama kemudian ada seorang wanita Jepang bertubuh mungil berumur 40 tahunan tersenyum "Hi Laras-chan..I'm Mikan, your host family sambil membuka tangannya untuk memelukku".Haha ternyata ibu ini memang mirip sekali ya dengan di foto keluarga yang aku dapat sebulan sebelumnya saat penentuan host family. Kemudian iya menyodorkan sebuah benda kecil berbentuk corong yang sangat unik..ternyata itu adalah origami!!! Wow,,, spontan aku menjawab "aaa..kawaiine, arigatou gozaimas." Tidak lama kemudian tiba-tiba namaku dan Mikan dipanggil untuk ke depan panggung buat memperkenalkan diri satu dengan lainnya. Luar biasanya dan saya cukup kaget saat tiba tiba Mikan berbicara "Selamat pagi...nama saya Mikan. Saya tinggal di Kawasaki dengan keluarga saya dan bla bla bla...." wowww bahasa Indonesia!!! Ternyata dia bisa sedikit bahasa Indonesia (walaupun mungkin cuman untuk perekenalan karena emang ibu-ibu yang ada di Hippo Family ini  belajar bahasa apapun untuk berkomunikasi dengan siapapun. Haha...jadilah akhirnya aku sendiri juga memperkenalkan diri dengan Bahasa Jepang walau rada terbata-bata.

Setelah meeting dan sedikit bercapak-cakap dengan anggota hippo yang lainnya, akhirnya kami (aku, Mikan dan salah pengurus inti hippo di Kawasaki dan bocah-bocah anggota Hippo family bertolak ke eki dekat apartemen keluarga Mikan tinggal. Di jalan, kami bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa campur-campur..kadang kalo agak ngerti, coba coba jawab pake bahasa Jepang (walaupun super  susaaahh dan lama banget buat ngomong atau ngartiin yang mereka tanya) campur dengan bahasa Inggris dan kadang-kadang mereka sering bertanya "Apa bahasa indonesia ini..blablabla". Dan mulai saat itu juga aku dipanggil sebagai Raras-chan bukan Raras-san (-chan dalam bahasa Jepang merupakan panggilan untuk anak perempuan, sedangkan -san merupakan panggilan untuk orang dewasa secara umum. Di sini namaku berubah jadi Raras karena jepang ga punya huruf L).

Keluarga Mikan terdiri dari 3 orang (ayah, ibu, dan 1 orang anak), emang bener-bener potret sebagian besar keluarga Jepang jaman sekarang karena banyak di antara mereka yang menganggap 1 anak saja sudah cukup...cukup susah ngerawatnya dan yang pasti biaya dan segala macemnya,, haha ga kayak orang Indonesia yang malah suka sebalikannya menganggap "Banyak anak, banyak rejeki". Bahkan banyak orang  muda Jepang jaman sekarang yang akhirnya ga menikah karena berbagai pertimbangan...terutama karena faktor materi..

HARI PERTAMA ^^

Yupp...ini pertama kalinya aku masuk ke dalam apartemen orang Jepang sesungguhnya,,haha seneng banget karena apartemen dan furniturnya bergaya "Jepang abis". Lantainya beralaskan tatami, alias sejenis lantai kayu/parquet yang membuatnya jadi ga terlalu dingin dan ga terlalu panas kayak keramik. Kemudian di ruang keluarga ada meja yang bebentuk kotak dan terasa hangat bila kaki dimasukkan ke dalamnya. Meja ini deisebut dengan kotatsu elektronik, dimana panasnya bisa diatur-atur sesuai dengan keinginan. Ya, hari itu sudah memasuki musim gugur dan suhunya sekitar 9-15 derajat. Jadi, bagi orang Indonesia seperti aku ini,, nyaman banget masukin kaki ke dalam kotatsu. Selain itu furnitunya juga tidak tinggi-tinggi, sederhana tapi modern, dan ruangannya pun juga tidak besar. Menurutku pribadi mungkin ini memang dirancang biar kalo gempa ga bahaya. Di kamar mandi, bahkan pertama kalinya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bak mandi bergaya Jepang yang disebut dengan ofuro. Seperti layaknya rumah-rumah Jepang lain, toilet dan kamar mandi pun diletakkan di tempat terpisah.

Sore itu, Mikan berjanji akan mengajarkanku bagaimana cara memasak Takoyaki (salah satu masakan Jepang yang terkenal di Indonesia dengan berbahan baku tepung dan pastinya tako alias gurita). Haha karena aku bakal masak bareng bocah-bocah...jadi harus nunggu smua anak-anak kecil anggota Hippo Family Club dateng ke apato tempat keluarga Mikan tinggal. Sambil menunggu, bocah bocah kecil ini mengajariku origami alias kertas lipat. Di Indonesia....aku juga belajar kertas lipat dari TK, tapi ternyata oh ternyata kemampuanku bener bener jauh di bawah bocah-bocah SD ini (Aya chan, karen-chan, dan haru-chan ), rasanya benar-benar memalukan. Tangan mereka luar biasa terampil melipat kertas berwarna warni menjadi berbagai bentuk yang sangat menarik...mulai dari bunga, kincir, baju, bentuk kubus kubus abstrak dan segala macam.. dan bahkan aku sama sekali ga tau bagaimana cara membuatnya. Mereka juga mengajariku bagaimana membuat burung bangau "crane"...salah satu seni origami paling sederhana dan paling terkenal di Jepang. Bahkan anak-anak kecil ini membuatkanku suatu bingkai selamat datang yang berisi origami hasil karya mereka ^_^ .Beginilah anak-anak di negri asal origami. 



Tidak lama kemudian, chika-chan, putri Mikan yang masih duduk di bangku SMP pun datang. Anak perempuan ini gayanya luar biasa tomboy dan bertubuh atletis (karena anggota klub voli). Gayanya cowo banget pokoknya...tapi ternyata oh ternyata dibalik gaya tomboynya itu tangannya luar biasa terampil mengerjakan beragai macam handicraft (mulai dari seni origami, dekoratif, menjahit dari fanel, melukis, dll) haha karena tidak sengaja banyak benda lucu ketemukan di sekitar rumah itu dan saat aku bertanya pasti sang ibu menjawab "Chika-can yang membuatnya". Bahkan saat di pesta malam harinya aku tidak sengaja menemukan buckyball keren dari origami, berukuran besar...dan ternyata saat aku tanya Chika-chan yang membuatnya. Anak perempuan ini juga mengajariku membuat keyholder buatan sendiri berbentuk topi.  Ckckckck...diam-diam aku berdecak kagum,, begini ternyata ya anak-anak Jepang tangannya terampil banget..masih kecil tapi udah bisa berbagai macem ketrampilan. Dari keci mereka udah lihai bikin craft dan ngejait.

Hahaha...seneng banget diajarin seni dan origami sama bocah-bocah sambil makan Takoyaki. Yeeeyy..akhirnya giliranku tiba membuat takoyaki. Ternyata, untuk membua takoyaki harus pakai wajan khusus,...yaitu berbentuk bulat-bulat. Cara membuatnya pun sederhana. Campurkan air, tepung, telur, garam, daun bawang, dan kubis, kemudian masukkan ke dalam cetakan. Setelah itu masukkan tako (gurita) yang udah dipotong-potong, kasih keju, dan juga sayur. Setelah itu tumpuk lagi dengan adonan tepung. Hal yang paling manrik adalah saat kita ngebulet-buletin takoyaki yang udah mau kering,,karena harus diputer puter dan membutuhkan skill khusus biar hasilnya ga penyok penyok. Pokoknya seru banget. Haha jadi pengen bisnis takoyaki di Indonesia :D . 



Masak Takoyaki
Yak..setelah puas makan takoyaki, ngobrol2, dan dibacain buku cerita sama anak-anak jepang (walau ga ngerti T.T karena pake bahasa Jepang), sekarang saatnya Welcome Party di suatu aula dkat apato tempat keluarga homestayku tinggal. Sampai disana  cukup kaget,, bukan hanya karena tidak sengaja bertemu Ashley (salah satu teman asramaku yang kebetulan juga ikut program homestay di sekitar situ), tapi ternyata di welcome Party itu seluruh anggota Hippo family yang ada di sekitar Mizonokuchi ikut serta dan setiap keluarga membawa makanannya masin-masing,,haha kayak arisan keluarga di Indonesia banget. Terlebih lagi masakan yang dimasak adalah semua makanan Jepang, jadi aku bisa mencoba berbagai makanan. Di situ aku juga berkesampatan untuk mencoba bermain mainan anak-anak Jepang yang dari dulu sering aku liat di komik doraemon, yaitu gasing (koma), daruma otoshikendama (sejenis palu/ken yang terhubung dengan bola)..ternyata maininnya susah susah gampang.


Daruma otoshi



Di tempat itu, salah seorang anggota Hippo Family juga mengajariku kaligrafi Jepang. Pertama-tama ia mencotohkan terlebih dahulu  dengan tulisan kanji. Ternyata...di dalam kanji nama panggilanku 'Laras' berubah jadi 'Rarasu' yang memiliki arti "Ra=good" "Su=congratulations" hahaha baru tau dan mau ketawa banget karena ga nyangka!? Pantes aja entah kenapa saat memperkanlkan diri ke orang Jepang dan Cina mereka selalu mengatakan 'You have a good name", he dan saat itu aku ga ngerti, ternyata begitu ceritanya. Padahal...selama ini aku sendiri bingung arti namaku apa sebenarnya, apalagi kalo ada yang nanya. Haha alhamdulillah...makasih ya mama dan papa yang udah aku ngasih nama yang kalo di kanji jadi bagus ^_^ . Selanjutnya giliranku menulis dengan katakana (salah satu karakter dalam bahasa Jepang) karena pastinya aku ga bisa nulis huruf kanji,,super susah. Menulis kaligrafi dengan kuas tradisional Jepang sedikit sulit buatku haha selain pertama kalinya juga memang membutuhkan keahlian khusus saat menggores dan menarik kuas...alhasil kaligrafiku jadinya jaauuuhh lebih gak oke dibandingin yang dibuat sama okasan itu :p ya sudahlah, yang penting mencoba.






Pestanya masih berlanjut. Selanjutnya, aku dan Ashley diberi kesempatan untuk merasakan tradisional Japanases tea ceremony atau yang dalam bahasa Jepang disebut dengan chado. Ternyata untuk menyiapkan teh dibutuhkan keahlian khusus,, dan kali ini yang akan menyiapkan teh juga seorang anak perempuan yang kira-kira masih SMP. Dengan lemah gemulainya ia mempraktikkan bagaimana cara menyiapkan teh, mengibaskan kain untuk membersihkan cawan, dan juga mengaduk matcha di air panas hingga tehnya berbusa. Cara meminum tehnya pun harus dengan teknik khusus, yaitu saat disajikan kami harus memutar cawan sebanyak kurang lebih 3 kali untuk memastikan bahwa kami tidak meminum di bagian depan/gambar utama yang terdapat di cawan itu. Begitu juga saat meletakkannya kembali dilakukan dengan arah sebaliknya. Llau bagaimana dengan rasa tehnya? Teh yang disajikan deisebut dengan matcha yang berasal dari teh hijau dan sangat konsetrat. Konon harga teh ini sangat mahal. Karena dikhawtirkan rasanya sangat pahit, maka sebelum meneguk teh kami dipersilakan untuk memakan permen manis terlebih dahulu. Ternyata, setelah meneguk rasanya ga terlalu pahit, malahan enak,, hanya saja yang bikin gan tahan panasnya itu lho. 

Acara selanjutnya adalah belajar bahasa. Di acara tersebut, kami sebagai tamu dari negara asing harus membantu orang-orang Jepang menerjemahkan bahasa Jepang ke dalam bahasa bahasa ibu kami. Yang menarik adalah saat memperkenalkan diri, sebagain besar di antara mereka menggunakan Bahasa Indonesia,, ya karena mreka belajar lewat cd. Cara ini kelihatannya cukup efektif untuk mempelajari bahasa. Karena sudah malam, akhirnya semua keluarga pulang ke kediamannya masing-masing. Saat hendak pulang, tiba-tiba bocah bocah Jepang menghampiriku dan mengulurkan tangannya memberiku sejenis biji-bijian yang entah apa itu dan juga origami bebrbentuk buckyball yang sangat artistik.

Sesampainya di apato dan selesai mandi, mereka mempersilakanku untuk tidur di salah satu ruang yang terdapat TV, LCD home teather lagi. Dan itulah pertama kalinya selama 2 bulan tinggal di Jepang aku menikmati siaran TV. Menurutku yang paling menarik adalah iklan-iklannya. Ternyata iklan-iklan di Jepang memiliki genre yang sama.. yaitu 'lebaayy, kocak, dan aneh" haha mulai dari ekspresi pemerannya, jalan ceritanya, dan seagala macamnya membuatku ingin tertawa haha (red:malahan jadi nonton iklan bukan nonton TV). Kelihatannya orang-orang Jepang suka dengan iklan atau hal-hal yang macam ini. Dan akhirnya...pertama kalinya aku tidur di atas futon berlantaikan tatami. Futon merupakan kasur lipat untuk tidur di lantai dan terdiri dari berbagai lapisan, serta selimut tebalnya membuatku merasa hangaaatt.

HARI KEDUA ^^

Esok paginya...seperti biasa sekitar jam 4.30 aku pagi-pagi bangun shubuh. Teringat pembicaraan malam itu sebelumnya, "Itsumo nanji Laras-chan okimas?" "Yon-ji han" jawabku....haha dan dia cukup kaget,, haaah jam 4.30?? Akhirnya aku jelaskan kepada mereka kalo sebagai muslim kami harus bangun sebelum matahari terbit untuk menjalankan sholat shubuh dll...dan mereka merasa cukup heran. Ternyata pagi itu, kebetulan Mikan juga bangun pagi-pagi sekitar pukul 5 itu menyiapkan bento untuk Chika-chan yang akan lomba voli pagi itu... Setauku, membawa bento yang dibungkus dalam bentuk menarik merupakan salah satu budaya yang kental di Jepang. Karena penasaran dan ingin tahu bagaimana cara memebuat bento, makanan apa, dan masakan apa yang dimasak. Saat itu aku baru tau, ternyata di keluarga Jepang tempatku tinggal 9dan mungkin di keluarga lainnya) , pagi-pagi ibunya akan memasak bento untuk anaknya dan chika-chan yang akan menyiapkan dan mengatur bekalnya sendiri untuk dibawa ke sekolah. Setelah itu, kami sarapan pagi...haha yang menurut keluarga itu masih terlalu pagi -sepertinya- . Yup..senang rasanya sarapan pagi dengan masakan ala Jepang. Ternyata di pagi hari mereka sering memakan soup miso dan juga telur dadar. Setelah sarapan, akhirnya aku memberikan oleh-oleh souvenir yang kubawa dari Indonesia untuk keluarga tersebut dan juga chika-chan.

Hari itu kami berencana akan pergi ke 'Edo Tokyo Museum yang terletak di Tokyo sekitar pukul 10 dari stasiun. Hanya saja, karena masih pagi dan entah kenapa dia tidak memutuskan untuk tidur lagi, Mikan mengajariku berbagai jenis craft. Ya, handicraft ternyata salah satu keahlian homeparentsku ini. Tidak heran di rumahnya benar-benar tersedia berbagai macam alat dan bahasan untuk membuat berbagai handicraf...mulai dari origami berbagai gambar dan ukuran dalam jumlah banyak, pita-pita aneka ukuran dan warna (bahkan ia bertanya padaku warna apa yang kusukai dan siap kan mengamblnya..mungkin karena semua warna pita tersedia) , lem, dan juga kain serta gantungan-gantungan manik manik. Yuppp kebetulan banget, aku juga sangat suka mengerjakan dan belajar handicraft, jadi ini merupakan kesempatan yang sangat luar biasa yang aku dapatkan. Kali ini, Mikan mengajariku membuat craft dari ribbon yang dipilin-pilin dengan cara tertentu. Dari situ, kami bisa membuat gantungan hp ataupun gantungan kamera. Selain mengerjakannya dengan cepat dan terampil, hasil yang ia buat luar biasa bagus.. sedangkan aku? haha hasilku masih beginner, tapi setidaknya ga jelek-jelek amat kok hehe. Selain itu, Mikan juga akhirnya mengajariku bagaimana membuat origami berntuk bucky ball seperti yang diberi oleh anak-anak SD itu di pesta tadi malam. Ternyata ngebikinnya lumayan sulit...wah kagum banget deh sama anak-anak Jepang ini.

Pada saat asik mengerjakan ribbon craft..tiba-tiba seluruh lantai terasa goyang-goyang..spontan aku akget. Kemudian Mikan dengan tenang berkata "Zisshin" (bahasa indonesia:gempa) dan memberi isyarat padaku untuk tenang dan duduk sambil menunggu gempa berhenti. Alhamdulillah walaupun cukup lama dan lumayan kenceng akhirnya gempa berhenti. ya, gempa bumi juga merupakan salah satu hal tidak biasa yang entah kenapa di negri sakura ini menjadi sangat biasa. Ternyata memang mereka begitu tenang menghadapi gempa dan aku pun sudah mulai terbiasa. Haha udah ngebayangin kalo di Indonesia kalo gini pasti serumah udah heboh pada keluar rumah. Enaknya adalah karena bangunan disini didesain antigempa, jadi kalo gempa cuman terasa kayak goyang-goyang di kasur..ga kyak di Indonesia yang rasanya bergerak semua. Ada-ada saja, tidak menyangka di rumah orang Jepang pun aku merasakan gempa, sangat kebetulan.

Buckyball Origami
Ribbon Craft
Setelah pukul 10, akhirnya kami berangkat jalan-jalan ke Edo Tokyo Museum yang terletak sekitar 1,5 jam dari Kawasaki dan stasiun terdekatnya (Kawagoe eki) berada di Edo Line.. Sampai di Edo Tokyo Museum, aku benar benar takjub. Disana kita bisa melihat miniatur-miniatur Jepang jaman dulu pada saat zaman edo yang dipimpin oleh Shogun. Rasanya berada di sana seperti melihat film Samurai X atau Naruto...karena ada miniatur-miniatur jembatan, rumah, serta kastil kastil penguasa Jepang jaman dulu. Benar-benar serasa ada di dunia manga dan anime kolosal. Di tempat itu, kami juga melihat kimono-kimono dan perhiasan luar biasa indah yang dulu dikenakan oleh istri dari shogun. Aku juga belajar shogun itu apa, bagaimana kehidupan orang-orang jaman dulu sebelum restorasi Meiji, apa yang mereka lakukan tiap musim (hampir sama seperti orang Jepang jaman sekarang), dan juga ternyata dari jaman edo dulu orang orang Jepang memang sudah selalu siap sedia dengan bencana. Mereka sadar betul bahwa daerah mereka rentan akan bencana, terutama gempa bumi dan banjir. Pantas saja tidak heran sampai sekarang orang Jepang siap siaga banget. Karena lapar, akhirnya sebelum melanjutkan melihat pameran, kami istirahat sejenak untuk makan siang di kedai Pasta. Aku memesan pasta kerang yang rasanya enak banget. 





Setelah berputar-putar museum hingga pukul 4.00, akhirnya kami memutuskan untuk sampai disini saja. Haha ternyata museumnya gede banget dan bagus banget, jadi dalam seharian itu pun kami belum berhasil menyelesaikan keliling-keliling museum. Hanya saja karena sudah capek akhirnya kami pun pulang..Mereka mengantarku hingga stasiun dekat apato hostfamilyku (karena kebetulan searah dengan stasiun dekat tempatku pergi). Di jalan, mereka (ibu ibu Jepang) sempat bertanya padaku tentang kerudung yang aku kenakan dan juga tentang sholat, puasa, dall pertanyaan tentang ke Islamanku. Sebelum pergi tiba-tiba Mikan menyodorkan kantong belanja bergambar kucing yang berisi gula khas Jepang... "This is for you.." Wah alhamdulillah, senang sekali diberi hadiah lagi. Padahal tasku udah penuh sama hadiah-hadiah lain juga dari anak-anak yang kemarin, hasil kaligrafi, kerjainan tangan yang dibuat oleh Mikan, dan sekarang ditambah lagi oleh oleh makanan... baik sekali orang-orang ini. Spontan aku mengatakan "Mikan, domo arigatou gozaimasu". Semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi :)


 Mikan Arigatou Gozaimasu ^_^
Oleh oleh dari Homestay ^_^
Ya, begitulah akhir homestayku...sungguh 2 hari luar biasa yang sangat menyenangkan. Aku banyak belajar berbagai hal dari orang-orang Jepang tersebut dan ini pertama kalinya dalam 2 bulan selama kedatanganku di Jepang aku merasa benar-benar merasakan budaya Jepang yang sesungguhnya. Satu hal yang sedikit kusesali adalah...aku berharap bisa bahasa Jepang dengan lancar pasti bakal lebih seru lagi. Yak...aku harus semangat bertekad belajar Nihongo sungguh-sungguh, biar suatu saat aku bertemu lagi dengan mereka aku benar-benar bisa bercakap-cakap tanpa ada hambatan komunikasi sedikitpun. 

Terimakasih hostfamilyku yang luar biasa baik dan juga anggota Hippo Family Club!!! ^_^ 
Alhamdulillah Ya Rabb..telah memberikan hamba kesempatan untuk mengenal Jepang lebih lanjut.SEMANGAT!!

Thursday, November 14, 2013

Student Exchange ke Jepang ^_^ : Mau pilih ACAP atau YSEP ???

Setelah di posan sebalumnya saya banyak bahas soal step by step kalo mau exchange ke Jepang, sekarang saya bakal bahas lebih spesifik soal program pertukaran pelajar yang sedang saya dan geng YSEP/ACAP 2013 Indonesia lainnya (total bersembilan) ikuti di Tokyo Institute of  Technology (alias: Tokodai).

Tokodai sendiri menawarkan secara garis besar 2 program student exchange, ada yang namanya YSEP (Young Scientist Exchange Program) yang udah cukup lebih beken dan yang satunya ACAP (Academic Cooperation Agreement Program). Dulu pas mau nge apply saya super bingung...ini bedanya apa sih 2 program ini, terutama buat ACAP yang informasinya masih dikit banget. Haha saya coba tanya ke petugas di kampus juga #kurang menjawab dan masih super ambigu. Bahkan boleh dibilang....karena sangking bingungnya dan less information, saya ga konsisten milih program, awalnya ACAP...eh terus ngelamar YSEP...eh terus pas ngisi formulirny dikasih ACAP...eh terus dapet email dari Tokodai kalo di surat dari ITB saya masuk ke list YSEP tapi lembar registrasinya ACAP. Puyeng pokoknya....saya ga nyalahin siapa-siapa, yang pasti akhirnya Allah menakdirkan saya buat tergabung di program ACAP (Academic Cooperation Agreement Program).

Sebelum ngejelasin lebih lanjut, saya mau kasih tau dulu kalo buat sekolah di Jepang, dalam 1 tahun semester itu dibagi jadi 2, yaitu Spring Semester (dimulai dari bulan April) dan Autumn Semester (dimulai dari bulan Oktober). Tapi, untuk program YSEP dan ACAP ini sendiri dari sekitar bulan September atau bulan Maret karena buat persiapan awal, administrasi, registrasi, dll. Detailnya bakal saya jelasin di masing-masing program.

ACAP (Academic Cooperation Agreement Program)
ACAP ini kayaknya program exchange yang belum lama ada di Tokodai. Bedanya sama YSEP adalah kalo di YSEP udah ditentuin banget mau ngambil YSEP 6 bulan atau 12 bulan dan juga wajib riset plus ngambil 2 kelas wajib yang tadi disebutin di atas. sedangkan kalo untuk ACAP intinya kamu bisa BEBAS. Haha...karena ya kayak nama programnya aja "Academic Cooperation Agreement Program" dimana program exchange yang bakal kamu lakuin itu ya tergantung "Perjanjian kamu sama sensei yang nerima kita jadi mahasiswanya". 
  • Makanya, salah satu prosedur paling penting dari ikutan ACAP itu ya sebelumnya kita harus cari dulu Profesor alias sensei alias academic advisor yang bakal mau nge "host" kamu di laboratoriumnya. Untuk informasi soal laboratorium yang bisa dipilih ya liat-liat aja di website nya Tokodai  http://www.titech.ac.jp/english/about/organization/index.html . Haha salah satu tantangan awal kalo mau ikut program ini adalah kita harus usaha dan berani plus menemukan cara gimana buat nemuin sensei yang mau nampung kita di Tokodai. Nah...kalo udah nemu, kemungkinan besar sama Tokodai bakal diterima  buat ikutan program ACAP. Haha tapi seru kok, pengalaman banget ditolak dan kalo pas diterima biasanya seneng banget. 
  • Selain itu, pas ngisi formulir buat daftar program ACAP, kita disuruh ngisi study plan yang isinya kira-kira di Jepang kita mau ngapain aja dan kalo riset misalnya riset tentang apa. Ga yperlu ang ribet-ribet dan panjang lebar kayak bikin proposal riset sih, singkat aja cuman sekitar 1-2 halaman dan yang penting cukup jelas.
  • KITA SENDIRI  yang nentuin mau berapa lama kita mau ikutan jadi mahasiswa di Tokodai, jangka waktunya suka-suka boleh dari minimal 1 bulan sampai maksimal 1 tahun terus baru diomongin ke sensei nya...kalo setuju ya bakal diterima. Selain itu untuk waktu enrollmentnya juga GA DITENTUIN...bebas aja kita mau masuk dari bulan apa dan berapa lama...asal sensei setuju aja. :)
  • Khusus untuk ACAP, program beasiswa dari JASSO cuman dikasih buat mahasiswa yang minimal ikutan program selama 6 bulan dan selain itu ternyata buat ACAP beasiswanya terbatas banget gak kayak YSEP yang lebih diutamain. Makanya, banyak anak-anak ACAP terutama yang dari Eropa mereka pake uang mereka sendiri lho (tanpa beasiswa) haha kalo saya sih ga bisa ngebayangin kalo harus bayar kehidupan saya sendiri disini..bahkan buat 1 bulan pun.
  • Untuk anak ACAP ga ada kewajiban tertentu buat ngambil berapa SKS atau harus riset dan lain-lain...seperti yang saya bilang suka-suka aja asal sensei kita ngijinin buat ngelakuin itu. Jadinya, ada anak-anak ACAP yang milih buat ngambil kuliah aja tanpa penelitian, ada juga yang research aja tapi ga ngambil kuliah sama sekali, ada juga yang dua-duanya, bahkan saya pernah denger ada yang agak #gabut...jadi kerjaannya main aja wkwk. Hahaha tapi entah bener atau enggak...buat ACAP ini emang dikembaliin ke diri kita masing-masing jadinya, kita pengen dapet apa aja atau pengalaman apa aja sih selama di Tokodai, intinya konon tujuan program exchange ini emang cuman buat kita ngerasain "feel" jadi mahasiswa di Tokyo Tech ini. 
Enaknya ikutan ACAP adalah  bener-bener bisa kita sesuaiin kita maunya kayak apa, mau sibuk atau enggak, mau ngambil kuliah apa aja, dan lain-lain yang menjunjung tinggi kebebasan. Haha yang ga enak dari program ACAP ini adalah karena semuanya serba bebas...jadi kadang suka jadi bingung sendiri atau kurang dapet info-info soal hal-hal di luar akademik, kayak program homestay, pertukra kebudayaan, dll jadi emang harus sering rajin cari-cari sendiri ikut milis news International student center, atau kalo saya sih gampang karena temen-temen saya anak YSEP..jadi bisa suka tetep up to date.Dan selain itu, sesama anak ACAP biasanya ga terlalu kenal atau deket karena emang jarang ketemu dan kerjanya di tempat lab masing-masing. Setelah pertemuan awal buat orientasi...kita langsung dilepas gitu aja ke masing-masing senseinya ga ada acara khusus gathering buat pembukaan, penutupan, dll karena kan emang beda-beda waktu enrollmentnya.

YSEP (Young Scientist Exchange Program)
Ga kayak ACAP yang kayaknya belum terlalu beken, program YSEP ini bisa dibilang udah lama banget diadain sama Tokodai sebagai program pertukaran mahasiswa dari tahun 2000. Karena udah lama, boleh saya bilang program exchange yang satu ini cukup beken dan gampang dicari infonya kemana-mana (apalagi alumni dan anggotanya diharusin bikin blog) dan lebih established dalam suatu sistem yang tertata rapi dibandingin ACAP. Intinya program YSEP yang ditawain itu cuman ada 2 jenis dan 2 tenggat waktu, yaitu
1. YFR (YSEP Focus on Research) yang diperuntukkan buat mahasiswa yang mau ikutan program YSEP selama 1 tahun (baca: 2 semester)
2. YEJ (YSEP Experiencing Japan) yang diperuntukkan buat mahasiswa yang mau ikutan program YSEP selama 6 bulan (baca: 1 semester).
Biasanya, untuk mahasiswa dari Indonesia, program YSEP yang diikutin itu dimulai dari pertengahan atau akhir September alias enrollment di Autumn Semester. Walaupun sebenernya dari Tokodai sendiri ada yang boleh masuk dari Spring Semester (dimulai dari tengah atau akhir Maret)...tapi untuk mahasiswa Indonesia setau saya kebanyakan masuk pas Autumn Semester karena mungkin sesuai pas sama kurikulum Indonesia dimana kenaikan kelas biasanya sekitar bulan Agustus. Nah, untuk anak anak YSEP, selama September ini biasanya ditawarin buat ikut kelas bahasa Jepang "Japanese Survival Class" alias belajar bahasa Jepang singkat (sekitar 5 hari ) dan yang penting-penting aja buat keberlangsungan hidup disini (kayak hiragana/katakana, angka, hari, dan ungkapan-ungkapan umum bahasa Jepang) walaupun ga wajib. Jadi, yang mau ikut kelas bahasa Jepang biasanya bakal disuruh dateng pertengahan September, kalo yang gak ikut ya disuruh dateng sekitar akhir September. Selama bulan September, berhubung belom mulai kuliah (kuliah baru dimulai bulan Oktober) biasanya cuman kayak perkenalan awal sama lab dan sensei, ngurus-ngurusin surat yang seabrek, dan lain-lain. 

Nah untuk program YSEP ini, yang wajib dilakuin adalah kombinasi dari riset/penelitian dan juga harus ngambil 2 kelas yang cukup menarik -relatif- (kuliah "Topics on Japan" yang belajar soal Jepang dan juga diselingi presentasi tentang negara masing-masing peserta YSEP dan juga kuliah "Study on Japanese Companies and Industries" yang kerjaannya jalan-jalan ke industri industri di Jepang alias factory tour). Sisanya? Bebas...boleh ga ngambil mata kuliah lain, kebanyakan ngambil kelas bahasa Jepang, ada juga yang tetep ngambil kuliah lain dari jurusannya masing-masing.

Jadi intinya, untuk YSEP programnya lebih jelas dan terarah dimana harus ngambil 8 sks tiap semester (4 kredit riset, 2 TOJ, dan 2 SJCI). Untuk riset sendiri, bentuknya bisa macem-macem, bisa mandiri ataupun kayak ngebantuin suatu projek dan biasanya bakal diomongin lebih lanjut sama sensei pas udah dateng kesini) dan di akhir semster ada yang namanya Sotsuron alias presentasi akhir hasil penelitian.

Nah, untuk program YSEP ini biasanya kalo udah keterima nanti kita disuruh milih 3 pilihan laboratorium alias sensei tempat kita mau gabung di Tokodai. Ga kayak di Indonesia, di Jepang sistem pembagian tempat belajar ya dari pembagian laboratorium. Untuk info laboratorium atau sensei siapa yang kira-kira bakal cocok sama kita biasanya diliat-liat aja di website. Nah nanti dari 3 pilihan itu, sama YSEP atau suatu sistem yang ada di Tokodai bakal dipilihin dan ditentuin akhirnya tergabung di laboratorium alias sensei utamanya siapa. Jadi ga perlu gehubungin sensei nya langsung dan ga perlu bikin study plan atau rencana penelitiannya dulu..biasanya bakal ditentuinnya nanti pas uda sampe di Jepang.

Enaknya program ini adalah semuanya terprogram dan berhubung memang ada sensei khusus yang bertanggung jawab ke program ini, plus langsung berhubungan sama International student center, jadi info soal acara-acara ISC yang berbau non akademik suka lebih teruptodate. Bahkan emang YSEP udah ada kayak jaringan alumni nya gitu juga dari taun ke taun. Selain itu juga karena anak anak YSEP sering ada kelas bareng,,,jadi biasanya sesama anak YSEP itu lebih kenal dan jadi makin banyak nambah temen dari berbagai negara.

Pertanyaan lain yang sering diajuin soal program ini adalah 
"Penelitiannya Bisa Jadi SKS alias "bernilai" di Indonesia gak?"
Jawabannya adalah TERGANTUNG. Tergantung apa? Ya tergantung kelas dan penelitian yang kamu ambil selama di Tokodai dan tergantung kebijakan kampus, dosen pembimbing, dan jurusan kamu di kampus yang di Indonesia. Beberapa senpai saya satu jurusan yang ikut program2 exchange di Jepang ada yang bisa ngejadiin penelitiannya selama di Tokodai buat jad Tugas Akhir Skripsinya...jadinya pas sampe ke ITB lagi ga usah penelitian TA...tinggal ngambil kuliah yang belum, seminar, dan sidang. Tapi kelas, kredit, alias SKS yang dia ambil di Tokodai ga bisa ditransfer jadi SKS di jurusan. Ada juga yang sebaliknya, SKS kuliah bisa ditransfer tapi penelitian ga bisa. Haha sekali lagi bener-bener TERGANTUNG. Ada baiknya juga mungkin sebelum berangkat exchange ke Jepang coba tanya-tanaya senior yang dulu pernah punya pengalaman yang sama atau nanya ke dosen.
Status kita disini apa? Double degree?
Haha jawabannya adalah ya status mahasiswa ACAP dan YSEP itu ya International Exchange Students (non-degree) jadi kita ga dapet ijazah kelulusan sarjana dari Tokodai atau apapun itu yang disebut double degree. Ya, exchange menurut saya emang yang penting bukan ngejer degree tapi ngejer pengalaman alias life expereince. Walau ga dapet ijazah kelulusan sarjana atau ikut wisuda bareng anak-anak yang degree student lain, disini kita bisa dapet sertifikat enrollment program dan juga transkrip akademik kita. :)

Ya, sekian info singkat dari saya soal ACAP dan YSEP....Saya cuman berharap setidaknya bermanfaat dan ga makin banyak orang yang smpet bingung milih kayak saya hihi. Jadi, mana yang lebih bagus? Ya semuanya ada kelebihan dan kekurangannya masing masing....jadi terserah aja enaknya mau yang mana. Mungkin kalo mau yang rada bebas ga harus ngambil ini itu saya rekomendasiin pilih ACAP, tapi buat yang pengen semuanya teratur dan terprogram mending milih YSEP. Itu pendapat saya pribadi. 

Info lebih lanjut:
Kalo ada yang masih bingung alias penasaran soal perbedaan kedua program ini bisa hubungi saya lebih lanjut ^^. 

Students Exchange ke Jepang ^_^ : Step to do

Yup..kali ini saya bakal ngebahas dikit soal program exchange yang sedang saya ikuti di Jepang. Well saya tertarik nulis ini karena saya yakin banyak banget temen2 yang pengen exchange atau minimal ngerasain sekolah di luar negri terutama di Jepang dan dapet beasiswa. Haha tapi banyak yang bingung dan ga tau gimana caranya.

Jadi, buat sekolah di luar negri, khususnya Jepang secara umum ada 2 jalur yang bisa diambil, yaitu sekolah  ngambil degree beneran (Bachelor / Master / Doctoral / PhD) atau yang jalur non-degree (exchange).

REQUIREMENT AND MOTIVATION
Nah...secara objektif menurut saya tipe-tipe mahasiswa cem ini dan motif-motif ini biasanya cocok banget buat ikutan exchange atau studi di luar negri yang cuman short term.
  • Mahasiswa S1 yang sedang tingkat 3 mau naik ke tingkat 4 (jadi exchangenya pas tingkat 4. Kenapa? Karena dianggap kalo mahasiswa tingkat 4 minimal udah hampir nguasain basic skill dasar lab dan pengetahuan di field nya masing-masing...ya gak). Sebagian besar student exchange yang ditawarkan emang buat mahasiswa S1. Eits...mahasiswa S2 jangan menyerah dulu karena saya juga baru tau taun lalu ternyata ada juga lho ternyata kampus yang membolehkan mahasiswa master atau graduate student buat ikutan exchange (biasanya nge apply pas tingkat 1, jadi exchangenya pas tingkat 2), misalnya kayak di Tokyo Institute of Technology (Tokodai) dengan programnya yang beken bernama YSEP dan ACAP. Haha kebetulan saya sendiri rejekinya dapet exchange pas S2. :)
  • Mahasiswa yang pengen ngerasain gimana rasanya sekolah di Jepang dan riset di Jepang tapi gak mau lama-lama. Karena biasanya programnya cuman 1 bulan-1 tahun maksimal. Karena Jepang kan terkenal banget tuh sama riset dan teknologinya...jadi pasti banyak yang tertarik.Biasanya bisa juga tuh mahasiswa tingkat akhir sekalian ngelakui Tugas Akhir nya di Jepang...terus di bawa ke Indonesia deh tinggal seminar dan sidang (tapi cuman berlaku di beberapa kampus dan jurusan tertentu aja, tergantung riset)
  • Mahasiswa yang ga ngejer degree di Jepang....dan lebih pengen ngerasain gimana "life experience" kehidupan di Jepang. Karena kalo ikut conference biasanya cuman bentar jadi ga kerasa gimana "sebenernya" tinggal di negri ini...kadang keliatan bagusnya aja kayak menara gading, tapi kalo tinggal disini lebih lama bakal lebih kerasa "suka duka" nya hehe. Tapi kalo kelamaan sampe bertaun-taun juga bosen.
  • Mahasiswa yang pengen cari link profesor atau kampus di Jepang buat ngelanjutin degree selanjutanya. Misal, buat mahasiswa S1 yang pengen kuliah S2 atau S3 di Jepang dan seterusnya...karena intinya kalo mau dapet beasiswa buat ngambil degree tertentu, kita harus cari sensei yang mau nerima kita dulu. Konon biasanya sih kadang mahasiswa exchange suka ditawarin sama sensei nya buat ngelanjutin studi disitu.
  • Dan yang terakhir adalah mahasiswa dengan motif lainnya (termasuk saya dan sebagain besar temen-temen saya ^_^ ) . Misalnya, pengen ngerasain gimana hidup dan ikut festival di negara 4 musim, pengen belajar tapi ga serius-serius amat dan plus plus banyak jalandi sekitar Jepang, pengen belajar budaya atau bahasa Jepang, bosen dari kepenatan di negara sendiri, atau mungkin mau cari jodoh di negri Sakura (*loh). Haha masih banyak motif-motif lain...pokoknya intinya buat kamu yang MAU BELAJAR SESUATU DI JEPANG, BELAJAR BUDAYA JEPANG, MAIN DI JEPANG tapi GA dapet DEGREE di JEPANG.
  • Mahasiswa  yang pengen ikutan program pertukaran stau sekolah di luar negri tapi dana mepet dan ga mau nyusahin orang tua. Haha karena sebenernya banyak banget kan program Student Exchange Program atau Conference dll...tapi rata-rata suka harus bayar sendiri. Nah kalo program yang ini GRATIS sekolah dan hidup di Jepang...karena beasiswanya cukup buat mengcover. Bahkan kalo hemat dan jago ngatur uang tiket pesawat juga bisa kecover :) pluplus uang jalan-jalan keliling Jepang dan buat dibawa pulang ke Indonesia.
  • Mahasiswa yang pengen sekolah di Jepang tapi bahasa Jepangnya ga bisa atau ga jago jago amat. Kenapa? Banyak yang tanya...kalo kita kesini harus jago banget ga sih Bahasa Jepangnya? Ya karena kita disini ikut program exchange, jadi lebih dimaklumi dan biasanya bahasa sehari-hari di kampus sama sensei buat penjelasan akademik dimaklumi kalo pake Bahasa Inggris. Nah terus kaloke  temen temennya dan orang-orang gimana? Nah, itu tergantung sama nasib dapet temen-temen lab bisa bahasa Inggris atau enggak dan di daerah mana kamu bakal exchange. Buat yang bakal exchange di sekitar kota-kota besar kayak Tokyo, mungkin udah banyak beberapa mahasiswa atau orang yang agak lumayan ngerti Bahasa Inggris...tapi kalo di daerah yang lebih terpencil kayak Kanazawa dll mungkin bakal lebih susah nemuin orang yang ngerti Bahasa Inggris...jadi wayahna (kalo kata orang Sunda). Makanya...emang bakal jauh lebih bagus lagi kalo kamu bisa Bahasa Jepang...nilai tambah banget. Kalo saya pribadi ngerasanya Bahasa Jepang disini jadi penting buat minimal  bisa survive.






STEP TO DO
Nah...terus kalo udah ngerasa klik dengan salah satu alasan di atas...selanjutnya gimana. Ini beberapa step yang biasanya dilewati oleh anak-anak exchange, terutama yang dari ITB. Buat kampus lain, mungkin ada agak agak sama atau beda. Check it out-
1. Coba cari di web atau info kantor hubungan internsional kampus tentang exchange yang ada, karena untuk exchange program sendiri pada dasarnya berdasarkan hubungan kerjasama antara kampus Indonesia-kampus Jepang. Setau saya, yang kampusnya banyak punya hubungan dengan kampus Jepang itu kayak ITB, UI, dan UGM. Sori sori..berhubung saya taunya yg ITB jadi buat anak itb bisa diliat disini http://www.international.itb.ac.id/web/?page_id=18 atau kalo masuk ke halaman utamanya bisa dicari di link internal opprtunities-scholarship. Nahh disitu bakal bertebaran banget nama-nama kampus yang nawarin kerja sama ITB. Kalo mau yang exchange coba liat yang program Student Exchange di Keterangannya atau kadang juga ga ada keterangan...jadi cobain aja buka satu-satu

2. Setelah buka dan tau apa aja program yang ada (walaupun kadang kurang update). Saatnnya nentuin mana negara dan kampus yang paling cocok buat kamu. Negara...berhubung bahasnya Jepang, ya anggep aja kalian miliihnya yang Jepang. Untuk Jepang, di ITB sendiri program exchange banyak banget tawarannya. Ada yang dari Osaka Univeristy, Kanazawa University, Tokyo Institute of Technology, Tohoku University, TUEC, dll seabreg dan itu beda-beda tanggal deadlinenya. Jadi, kalo kamu kelewat satu deadline...jangan pantang menyerah. Coba cari di bulan-bulan lain...siapa tau ada tawaran dari kampus lain. Nah terus milih kampusnya gimana??? Caranya bisa kamu bacain di penjelasan program exchangenya,,ngapain aja dan berapa lama. Biasanya program exchange ada yang fokus di riset, fokus di kuliah, atau fokus di pertukaran budaya aja yang penting. Haha coba baca baik-baik jangan sampe ntr nyesel salah milih. Misal, kalo pengen fokus di akademik kyk riset dll YSEP/ACAP Tokodai pilihan yang oke punya (maaf numpang promosi) atau ada juga kyk di Kanazawa yang beberapa programnya titik tekannya lebih ke pertukaran budaya. Pertimbangan lagi terutama buat yang sengaja emang cari link buat degree selanjutnya bisa juga liat dari maunya ntar ngelanjutin di kampus apa. Atauu kalo masih bingung jalan yang paling gampang gampang susah coba cari senior yang udah pernah ikutan exchange sebelumnya, setidaknya biasanya lebih pengalaman dan rata-rata sih ga pelit buat ngasih tau. Pokoknya mah emang mesti niat nyari info dan jangan takut tanya karena malu bertanya sesat di jalan,,hohoho. ^_^

3. Kalo uda nentuin...selanjutnya liat syarat-syarat apa yang dibutuhin buat daftar. Syarat standarnya nih bukti tes bahasa inggris  dengan score minimum TOEFL-PBT 550, IELTS 6,5 atau TOEFL-IBT 100. Plus syarat standar kayak CV dan motivation letter. Buat bikin CV dan motivation letter bikin aja yang menarik dan ga usah panjang-panjang...yang penting nunjukin kalo kalian cukup pantas buat ikutan program exchange dan dibiayain beasiswa ke luar negri. Sekedar tips...buat di ITB sendiri, awalnya saya kira tes TOEFL nya harus yang bener-bener formal dari lembaga TOEFL nya, ternyata karena ini kayaknya cuman skrining awal saya pake Prediction Test TOEFL pun alhamdulillah bisa diterima. Hehe jadi ga perlu keluar duit banyak dan ga harus nunggu lama buat tes..karena kalo yang formal lembaga kan cuman di waktu tertentu biasanya diadain.Buat di Bandung, kalo TOEFL yang institute based, khususnya di ITB bakal diadain cuman sebulan sekali dan di minggu ke 3 tiap bulan kalo jaman saya waktu itu.

4. Submit semua dokumen yang diperluin BUKAN LANGSUNG ke KAMPUS JEPANG...tapi submit ke kantor international Relation Office kampus kita. Ya yang anak ITB ke IRO ITB, yang anak UI ke IRO UI (gtw namanya apa) dst. Haha kalo langsung ke kampus Jepang kyknya kemungkinan ditolak...karena emang mereka kerjasamanya lewat kantor hubungan internasional. Selain itu, nanti IRO (International Relation Office) itulah yang akan menyeleksi dan kalo udah terpilih...ngirim dokumen dan semua berkas yang dibutuhin ke Jepang. Jadi lebih enak kan.

5. Sabar nunggu pengumuman...Biasanya tiap kampus mungkin makan waktu beda-beda. Kalo untuk ITB biasanya 1-2 minggu kemudian kalo syarat-syarat tadi menurut mereka dipenuhi kita bakal dipanggil buat wawancara sama dosen atau pengurus di kantor hubungan internasional tersebut di waktu yang mereka tentuin.

6. Dateng ke wawancara sesuai waktunya, kalo berhalangan bilang biar diatur lagi jadwalnya. Setidaknya kita harus nunjukin keseirusan kita buat ikut ya gak haha. Tips buat wawancara,paling yang ditanya itu biasanya nyantai kok dan dalam Bahasa Inggris (kalo di ITB , ga tau kalo di tempat lain mungkin sekalian nguji kemampuan Bahasa Inggris kita setidaknya ga ancur ancur amat karena penting banget apalagi kalo gak bisa bahasa Jepang). Hahaha ga bakal ditanya soal kalkulus, itung-itungan termodinamika, farmakokinetika yang njelimet... Paling banter dan utama ditanya soal motivasi kita apa, tau gak program yang mau kita ikutin apa, kita disana mau ngapain aja, tau apa soal Jepang, dan lain-lain sesuai program yang kalian apply (misal: kalo saya ditanya udah ngehubungin sensei atau profesor disana belumm). Kalo bisa bahasa Jepang kayak nya bisa jadi nilai plus sendiri.

7. Tunggu lagi pengumuman selanjutnya. Haha memang butuh kesabaran menunggu....dan lama menunggunya juga ga pasti (maklum Indonesia). Kalo kita lolos tahap wawancara kita bakal dihubungin buat dateng ngisi form.

8. Isi formulir yang disuruh buat ngisi...coba isi dengan sebaik-baiknya. Karena form ini yang biasanya bakal dikirim ke kampus tujuan yang di Jepang buat nentuin kita diterima atau enggak buat exchange disana (kampus Jepang yang nentuin) dan juga bakal dikirim buat akhirnya nentuin kita bakal dapet beasiswa atau enggak.

9. Nunggu lagi dengan sabar. Kalo emang rejeki, nanti dari kampus JEPANG atau dari kampus kita yang di INDONESIA bakal ngabarin aplikasii kita diterima atau enggak buat jadi mahasiswa exchange. Kalo ga diterima ya namanya belum rejeki coba lagi, kalo diterima tahap selanjutnya adalah seleksi beasiswa. Untuk mahasiswa exchange atau short-term biasanya oleh kampus di Jepang atau yang di Indonesia bakal langsung otomatis diapply untuk dapet beasiswa yang namanya JASSO (Japan Student Service Organization)  dari pemerintah Jepang yang besarnya sekitar 80,000 JPY/bulan atau buat orang-orang dengan track record tertentu bakal dapet beasiswa dari SATO yang nominalnya agak lebih besar daripada JASSO. Jadi biasanya otomatis...kita ga usah ngurusin lagi. Ya, kalo dirupiahin 80,000 JPY itu sekitar Rp 8.800.000,00 kalo kurs nya sekarang. Sekedar info, biasanya tiap taun jatah tiap kampus maksimal 3 orang buat program yang sama. Pemilihannya berdasarkan apa? #haha saya sama temen temen saya juga bingung kenapa bisa lolos...masih misteri dan yang pasti memang takdir :)

10. Nahh tahap nunggu pengumuman beasiswa  ini yang kadang bikin deg degan karena biasanya pengumumannya super lamaaaa jadi harus sabar banget dan sering kepikiran. Atau kadang-kadang berakhir dengan sebel dan sakit hati karena keterima buat ikut program exchangenya tapi gak di cover beasiswa, jadi harus bayar sendiri. Ternyata bisa juga....buat yang duitnya dilebihkan exchange tapi bayar sendiri (hehe....uang darimana tapi). Makanya harus banyak banyak doa. Tapi sejauh ini saya liat mahasiswa yang dari Indonesia kalo emang udah keterima buat program exchange di kampus yang bersangkutan biasanya bakal dapet JASSO minimal.

11. Dan akhirnya pengumuman resmi kalo rejeki ya kita keterima exchange dan beasiswa JASSO. Kalo gak keterima beasiswa ya coba cari duit di tempat lain...misal ke Dikti dll walau pasti jauh lebih susahdan ga banyak dapetnya. Nah tahap terakhir biasanya tinggal koordinasi sama pihak jepangnya...misal kayak harus ngelengkapin administrasi buat VISA dan lain-alain sebarek. And it's done :)

12. Siap-siap buat berangkat ke Jepang...kayak bikin VISA dan beli barang-barang yang mau dibawa. Nah harus ati-ati karena kadang pengumuman kita keterima dan tanggal keberangkatan itu in some cases suka mepet banget hahaha jadi kadang super riweuh.

Ya begitulah step by step nya secara garis besar kalo mau ikut exchange program di Jepang, khususnya yang Tokyo Tech (YSEP/ACAP) dan lebih khususnya lagi dari ITB. Karena bisa aja tiap kampus punya mekanisme seleksinya masing-masing. Nah...terus apa hal-hal yang harus dipertimbangin sebelum apply?

  • Kalo ikut exchange kalian udah harus siap nerima kalo bakal lulus lebih lambat dibandingin temen-temen kalian sekitar 6 bulan sampe 1 taun lebih lambat. Selain itu, status di kampus keitungnya cuti, jadi harus tetep bayar uang pokok semester biasanya yang tergantung angkatan masing-masing. Dan selama exchange harus masih punya status mahasiswa di home univeristy. Nah...kalo saya kasusnya berhubung statusnya udah lulus dan yudisium buat dapet status mahasiwa ga boleh wisuda dulu. Jadi saya harus nunda wisuda sekitar 6 bulannya lagi atau 1 tahunnya lagi dan bayar uang semester yang lebih murah sekitar 250.000/semester (cuman uang administrasi gitu karena uda beres kuliah dan penelitiannya). Tapi, kalo menurut saya pribadi nunda kelulusan dan bayar uang segitu ga ada apa-apanya kok dibandingin life experience yang bakal didapet disini.
  • Siap siap buat nyediain uang awal untuk tiket sama bulan pertama. Kenapa? Soalnya untuk yang dapet JASSO, sejak taun saya (2013) penerbangannya ga ditanggung jadi harus bayar sendiri dan pinter-pinter cari tiket yang murah dan tetep oke (biasanya harga tiket pergi ke Jepang range nya macem-macem tergantung pesawat dan musim promo atau enggak, sekitar 2.000.0000-10.0000an rupiah sekali jalan). Tapi kalo yang dapet beasiswa dari yayasan SATO, flightnya ditanggung. Dan siap-siap buat bulan pertama karena sistem beasiswanya itu stipend, yaitu pembayaran bakal dilakuin di akhir tiap bulan. Tapi...seperti yang saya bilang di atas...kalo kalian bisa pinter ngatur uang, semua biaya flight dan neko nekonya insyaAllah bakal kecover di akhir sama uang beasiswa yang kita dapet. 

So...gitu aja. Life is choice, setiap orang punya jalannya masing-masing dan pilihannya masing-masing. Dan jangan terlalu sedih juga kalo emang belom dapet ya belom rejekinya. Karena kan belum tentu hal yang kita kira baik menurut Allah itu baik buat kita saat itu....sebaliknya kalo menurut kita buruk belum tentu menurut Allah buruk buat kita saat itu. Saya sendiri juga dari S1 udah nyoba-nyoba pengen ngikut apply exchange atau apa gitu yang ke luar negri kesana kemari...tapi akhir-akhirnya selalu gagal entah karena telat deadline, nilai TOEFL ga cukup, kurang syarat, ga ada duit atau bahkan karena hal-hal sepele lainnya. Yang penting kita selalu berusaha terus...dan alhamdulillah kalo emang udah rejeki saat itu pasti dikasih sama Allah di waktu yang paling tepat. Jadi, husnudzan aja sama Allah ^_^  rejeki masing-masing makhluk-Nya kan tidak akan tertukar satu dengan lainnya.