Monday, November 18, 2013

Homestay with Japanese Family, One of The Best Moment

Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 9-10 November 2013 alhamdulillah saya diberi kesempatan buat ikut program homestay 2 malam 1 hari di keluarga Jepang yang diprakarsai oleh suatu klub yang disebut Hippo Family Club. Boleh saya katakan klub ini cukup luar biasa, karena beranggotakan family atau keluarga Jepang yang siap menerima mahasiswa atau orang-orang asing buat tinggal di rumahnya.... Haha keikutan saya di program ini pun sebenarnya juga bener2 takdir, karena saat itu pendaftaran untuk ikut homestay sebenarnya sudah ditutup...hanya saja karena pengen banget jadi saya iseng aja coba memberanikan diri ngehubungin CP nya, alhamdulillah yang namanya kehendak Allah, aplikasi saya tetep diterima walaupun udah lewat batas deadline. Benar-benar satu pelajaran paling berharga tinggal di negara orang adalah "JANGAN TAKUT untuk BERTANYA"...ternyata pepatah Indonesia malu bertanya sesat di jalan itu emang tepat banget.

Hostfamily ku tinggal di kawasan kota Kawasaki yang sebenernya ga jauh-jauh amat dari tempatku tinggal (kota Yokohama). Hari itu....meeting dengan host family pertama bakal diadain jam 1 di Ookayama. Haha berhubung rada siang, jadi saya berangkat habis dzuhur dan langsung keburu-buru lari karena takut telat (ga enak dong kesan pertama "tukang telat" -Indonesia banget-) ke stasiun Fujigaoka yang merupakan stasiun paling dekat dari dorm. Eeeehh ternyata pas sampe di sana..takdir berkata lain. Di siang itu, benar benar bertepatan saat aku naik tangga ke atas stasiun terjadi kecelakaan penumpang, entah jikko (kecelakaan biasa akibat kelalaian penumpang) atau jisshin jikko (bunuh diri) saya ga tau pasti. Begitulah Jepang...hal seperti ini (red: bunuh diri) udah sering banget terjadi, tapi kata temen saya yang uda tinggal lebih lama deket eki (baca:stasiun) ini, ini pertama kalinya selama 2 taun terakhir dia tinggal disitu. Yg lebih parahnya lagi adalah...saya nyaris jadi saksi mata, bahkan masih smpat melihat jaket korban di rel kereta....benar-benar merusak mood saya hari itu. Di Jepang, kereta itu transport utama banget...jadi kalo ada yang kayak gini otomatis semua kereta di line itu harus berhenti dulu dan mau ga mau saya harus nunggu sekitar lebih dari 30 menit.

Cukup panik, karena meeting dengan hostfamily jam 1, padahal kereta baru bakal jalan lagi jam 1.30..alhamdulillah setelah berusaha ngehubungin sensei Sato, akhirnya sensei berkata bahwa dia akan memberitahu hostfamilyku untuk menunggu....waktu pun berlalu.... Akhirnya sekitar jam 2.00 aku baru sampe di tempat meeting dengan hostfamily. Ga nyangka banget pas sampe disana, ternyata buanyak orang dari hippo family club dan ternyata mereka nungguin saya. Begitu masuk pintu, dengan ramahnya orang-orang Jepang tersebut bertanya "Laras-san?" Spontan aku jawab "Hai..." dan tidak lama kemudian ada seorang wanita Jepang bertubuh mungil berumur 40 tahunan tersenyum "Hi Laras-chan..I'm Mikan, your host family sambil membuka tangannya untuk memelukku".Haha ternyata ibu ini memang mirip sekali ya dengan di foto keluarga yang aku dapat sebulan sebelumnya saat penentuan host family. Kemudian iya menyodorkan sebuah benda kecil berbentuk corong yang sangat unik..ternyata itu adalah origami!!! Wow,,, spontan aku menjawab "aaa..kawaiine, arigatou gozaimas." Tidak lama kemudian tiba-tiba namaku dan Mikan dipanggil untuk ke depan panggung buat memperkenalkan diri satu dengan lainnya. Luar biasanya dan saya cukup kaget saat tiba tiba Mikan berbicara "Selamat pagi...nama saya Mikan. Saya tinggal di Kawasaki dengan keluarga saya dan bla bla bla...." wowww bahasa Indonesia!!! Ternyata dia bisa sedikit bahasa Indonesia (walaupun mungkin cuman untuk perekenalan karena emang ibu-ibu yang ada di Hippo Family ini  belajar bahasa apapun untuk berkomunikasi dengan siapapun. Haha...jadilah akhirnya aku sendiri juga memperkenalkan diri dengan Bahasa Jepang walau rada terbata-bata.

Setelah meeting dan sedikit bercapak-cakap dengan anggota hippo yang lainnya, akhirnya kami (aku, Mikan dan salah pengurus inti hippo di Kawasaki dan bocah-bocah anggota Hippo family bertolak ke eki dekat apartemen keluarga Mikan tinggal. Di jalan, kami bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa campur-campur..kadang kalo agak ngerti, coba coba jawab pake bahasa Jepang (walaupun super  susaaahh dan lama banget buat ngomong atau ngartiin yang mereka tanya) campur dengan bahasa Inggris dan kadang-kadang mereka sering bertanya "Apa bahasa indonesia ini..blablabla". Dan mulai saat itu juga aku dipanggil sebagai Raras-chan bukan Raras-san (-chan dalam bahasa Jepang merupakan panggilan untuk anak perempuan, sedangkan -san merupakan panggilan untuk orang dewasa secara umum. Di sini namaku berubah jadi Raras karena jepang ga punya huruf L).

Keluarga Mikan terdiri dari 3 orang (ayah, ibu, dan 1 orang anak), emang bener-bener potret sebagian besar keluarga Jepang jaman sekarang karena banyak di antara mereka yang menganggap 1 anak saja sudah cukup...cukup susah ngerawatnya dan yang pasti biaya dan segala macemnya,, haha ga kayak orang Indonesia yang malah suka sebalikannya menganggap "Banyak anak, banyak rejeki". Bahkan banyak orang  muda Jepang jaman sekarang yang akhirnya ga menikah karena berbagai pertimbangan...terutama karena faktor materi..

HARI PERTAMA ^^

Yupp...ini pertama kalinya aku masuk ke dalam apartemen orang Jepang sesungguhnya,,haha seneng banget karena apartemen dan furniturnya bergaya "Jepang abis". Lantainya beralaskan tatami, alias sejenis lantai kayu/parquet yang membuatnya jadi ga terlalu dingin dan ga terlalu panas kayak keramik. Kemudian di ruang keluarga ada meja yang bebentuk kotak dan terasa hangat bila kaki dimasukkan ke dalamnya. Meja ini deisebut dengan kotatsu elektronik, dimana panasnya bisa diatur-atur sesuai dengan keinginan. Ya, hari itu sudah memasuki musim gugur dan suhunya sekitar 9-15 derajat. Jadi, bagi orang Indonesia seperti aku ini,, nyaman banget masukin kaki ke dalam kotatsu. Selain itu furnitunya juga tidak tinggi-tinggi, sederhana tapi modern, dan ruangannya pun juga tidak besar. Menurutku pribadi mungkin ini memang dirancang biar kalo gempa ga bahaya. Di kamar mandi, bahkan pertama kalinya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bak mandi bergaya Jepang yang disebut dengan ofuro. Seperti layaknya rumah-rumah Jepang lain, toilet dan kamar mandi pun diletakkan di tempat terpisah.

Sore itu, Mikan berjanji akan mengajarkanku bagaimana cara memasak Takoyaki (salah satu masakan Jepang yang terkenal di Indonesia dengan berbahan baku tepung dan pastinya tako alias gurita). Haha karena aku bakal masak bareng bocah-bocah...jadi harus nunggu smua anak-anak kecil anggota Hippo Family Club dateng ke apato tempat keluarga Mikan tinggal. Sambil menunggu, bocah bocah kecil ini mengajariku origami alias kertas lipat. Di Indonesia....aku juga belajar kertas lipat dari TK, tapi ternyata oh ternyata kemampuanku bener bener jauh di bawah bocah-bocah SD ini (Aya chan, karen-chan, dan haru-chan ), rasanya benar-benar memalukan. Tangan mereka luar biasa terampil melipat kertas berwarna warni menjadi berbagai bentuk yang sangat menarik...mulai dari bunga, kincir, baju, bentuk kubus kubus abstrak dan segala macam.. dan bahkan aku sama sekali ga tau bagaimana cara membuatnya. Mereka juga mengajariku bagaimana membuat burung bangau "crane"...salah satu seni origami paling sederhana dan paling terkenal di Jepang. Bahkan anak-anak kecil ini membuatkanku suatu bingkai selamat datang yang berisi origami hasil karya mereka ^_^ .Beginilah anak-anak di negri asal origami. 



Tidak lama kemudian, chika-chan, putri Mikan yang masih duduk di bangku SMP pun datang. Anak perempuan ini gayanya luar biasa tomboy dan bertubuh atletis (karena anggota klub voli). Gayanya cowo banget pokoknya...tapi ternyata oh ternyata dibalik gaya tomboynya itu tangannya luar biasa terampil mengerjakan beragai macam handicraft (mulai dari seni origami, dekoratif, menjahit dari fanel, melukis, dll) haha karena tidak sengaja banyak benda lucu ketemukan di sekitar rumah itu dan saat aku bertanya pasti sang ibu menjawab "Chika-can yang membuatnya". Bahkan saat di pesta malam harinya aku tidak sengaja menemukan buckyball keren dari origami, berukuran besar...dan ternyata saat aku tanya Chika-chan yang membuatnya. Anak perempuan ini juga mengajariku membuat keyholder buatan sendiri berbentuk topi.  Ckckckck...diam-diam aku berdecak kagum,, begini ternyata ya anak-anak Jepang tangannya terampil banget..masih kecil tapi udah bisa berbagai macem ketrampilan. Dari keci mereka udah lihai bikin craft dan ngejait.

Hahaha...seneng banget diajarin seni dan origami sama bocah-bocah sambil makan Takoyaki. Yeeeyy..akhirnya giliranku tiba membuat takoyaki. Ternyata, untuk membua takoyaki harus pakai wajan khusus,...yaitu berbentuk bulat-bulat. Cara membuatnya pun sederhana. Campurkan air, tepung, telur, garam, daun bawang, dan kubis, kemudian masukkan ke dalam cetakan. Setelah itu masukkan tako (gurita) yang udah dipotong-potong, kasih keju, dan juga sayur. Setelah itu tumpuk lagi dengan adonan tepung. Hal yang paling manrik adalah saat kita ngebulet-buletin takoyaki yang udah mau kering,,karena harus diputer puter dan membutuhkan skill khusus biar hasilnya ga penyok penyok. Pokoknya seru banget. Haha jadi pengen bisnis takoyaki di Indonesia :D . 



Masak Takoyaki
Yak..setelah puas makan takoyaki, ngobrol2, dan dibacain buku cerita sama anak-anak jepang (walau ga ngerti T.T karena pake bahasa Jepang), sekarang saatnya Welcome Party di suatu aula dkat apato tempat keluarga homestayku tinggal. Sampai disana  cukup kaget,, bukan hanya karena tidak sengaja bertemu Ashley (salah satu teman asramaku yang kebetulan juga ikut program homestay di sekitar situ), tapi ternyata di welcome Party itu seluruh anggota Hippo family yang ada di sekitar Mizonokuchi ikut serta dan setiap keluarga membawa makanannya masin-masing,,haha kayak arisan keluarga di Indonesia banget. Terlebih lagi masakan yang dimasak adalah semua makanan Jepang, jadi aku bisa mencoba berbagai makanan. Di situ aku juga berkesampatan untuk mencoba bermain mainan anak-anak Jepang yang dari dulu sering aku liat di komik doraemon, yaitu gasing (koma), daruma otoshikendama (sejenis palu/ken yang terhubung dengan bola)..ternyata maininnya susah susah gampang.


Daruma otoshi



Di tempat itu, salah seorang anggota Hippo Family juga mengajariku kaligrafi Jepang. Pertama-tama ia mencotohkan terlebih dahulu  dengan tulisan kanji. Ternyata...di dalam kanji nama panggilanku 'Laras' berubah jadi 'Rarasu' yang memiliki arti "Ra=good" "Su=congratulations" hahaha baru tau dan mau ketawa banget karena ga nyangka!? Pantes aja entah kenapa saat memperkanlkan diri ke orang Jepang dan Cina mereka selalu mengatakan 'You have a good name", he dan saat itu aku ga ngerti, ternyata begitu ceritanya. Padahal...selama ini aku sendiri bingung arti namaku apa sebenarnya, apalagi kalo ada yang nanya. Haha alhamdulillah...makasih ya mama dan papa yang udah aku ngasih nama yang kalo di kanji jadi bagus ^_^ . Selanjutnya giliranku menulis dengan katakana (salah satu karakter dalam bahasa Jepang) karena pastinya aku ga bisa nulis huruf kanji,,super susah. Menulis kaligrafi dengan kuas tradisional Jepang sedikit sulit buatku haha selain pertama kalinya juga memang membutuhkan keahlian khusus saat menggores dan menarik kuas...alhasil kaligrafiku jadinya jaauuuhh lebih gak oke dibandingin yang dibuat sama okasan itu :p ya sudahlah, yang penting mencoba.






Pestanya masih berlanjut. Selanjutnya, aku dan Ashley diberi kesempatan untuk merasakan tradisional Japanases tea ceremony atau yang dalam bahasa Jepang disebut dengan chado. Ternyata untuk menyiapkan teh dibutuhkan keahlian khusus,, dan kali ini yang akan menyiapkan teh juga seorang anak perempuan yang kira-kira masih SMP. Dengan lemah gemulainya ia mempraktikkan bagaimana cara menyiapkan teh, mengibaskan kain untuk membersihkan cawan, dan juga mengaduk matcha di air panas hingga tehnya berbusa. Cara meminum tehnya pun harus dengan teknik khusus, yaitu saat disajikan kami harus memutar cawan sebanyak kurang lebih 3 kali untuk memastikan bahwa kami tidak meminum di bagian depan/gambar utama yang terdapat di cawan itu. Begitu juga saat meletakkannya kembali dilakukan dengan arah sebaliknya. Llau bagaimana dengan rasa tehnya? Teh yang disajikan deisebut dengan matcha yang berasal dari teh hijau dan sangat konsetrat. Konon harga teh ini sangat mahal. Karena dikhawtirkan rasanya sangat pahit, maka sebelum meneguk teh kami dipersilakan untuk memakan permen manis terlebih dahulu. Ternyata, setelah meneguk rasanya ga terlalu pahit, malahan enak,, hanya saja yang bikin gan tahan panasnya itu lho. 

Acara selanjutnya adalah belajar bahasa. Di acara tersebut, kami sebagai tamu dari negara asing harus membantu orang-orang Jepang menerjemahkan bahasa Jepang ke dalam bahasa bahasa ibu kami. Yang menarik adalah saat memperkenalkan diri, sebagain besar di antara mereka menggunakan Bahasa Indonesia,, ya karena mreka belajar lewat cd. Cara ini kelihatannya cukup efektif untuk mempelajari bahasa. Karena sudah malam, akhirnya semua keluarga pulang ke kediamannya masing-masing. Saat hendak pulang, tiba-tiba bocah bocah Jepang menghampiriku dan mengulurkan tangannya memberiku sejenis biji-bijian yang entah apa itu dan juga origami bebrbentuk buckyball yang sangat artistik.

Sesampainya di apato dan selesai mandi, mereka mempersilakanku untuk tidur di salah satu ruang yang terdapat TV, LCD home teather lagi. Dan itulah pertama kalinya selama 2 bulan tinggal di Jepang aku menikmati siaran TV. Menurutku yang paling menarik adalah iklan-iklannya. Ternyata iklan-iklan di Jepang memiliki genre yang sama.. yaitu 'lebaayy, kocak, dan aneh" haha mulai dari ekspresi pemerannya, jalan ceritanya, dan seagala macamnya membuatku ingin tertawa haha (red:malahan jadi nonton iklan bukan nonton TV). Kelihatannya orang-orang Jepang suka dengan iklan atau hal-hal yang macam ini. Dan akhirnya...pertama kalinya aku tidur di atas futon berlantaikan tatami. Futon merupakan kasur lipat untuk tidur di lantai dan terdiri dari berbagai lapisan, serta selimut tebalnya membuatku merasa hangaaatt.

HARI KEDUA ^^

Esok paginya...seperti biasa sekitar jam 4.30 aku pagi-pagi bangun shubuh. Teringat pembicaraan malam itu sebelumnya, "Itsumo nanji Laras-chan okimas?" "Yon-ji han" jawabku....haha dan dia cukup kaget,, haaah jam 4.30?? Akhirnya aku jelaskan kepada mereka kalo sebagai muslim kami harus bangun sebelum matahari terbit untuk menjalankan sholat shubuh dll...dan mereka merasa cukup heran. Ternyata pagi itu, kebetulan Mikan juga bangun pagi-pagi sekitar pukul 5 itu menyiapkan bento untuk Chika-chan yang akan lomba voli pagi itu... Setauku, membawa bento yang dibungkus dalam bentuk menarik merupakan salah satu budaya yang kental di Jepang. Karena penasaran dan ingin tahu bagaimana cara memebuat bento, makanan apa, dan masakan apa yang dimasak. Saat itu aku baru tau, ternyata di keluarga Jepang tempatku tinggal 9dan mungkin di keluarga lainnya) , pagi-pagi ibunya akan memasak bento untuk anaknya dan chika-chan yang akan menyiapkan dan mengatur bekalnya sendiri untuk dibawa ke sekolah. Setelah itu, kami sarapan pagi...haha yang menurut keluarga itu masih terlalu pagi -sepertinya- . Yup..senang rasanya sarapan pagi dengan masakan ala Jepang. Ternyata di pagi hari mereka sering memakan soup miso dan juga telur dadar. Setelah sarapan, akhirnya aku memberikan oleh-oleh souvenir yang kubawa dari Indonesia untuk keluarga tersebut dan juga chika-chan.

Hari itu kami berencana akan pergi ke 'Edo Tokyo Museum yang terletak di Tokyo sekitar pukul 10 dari stasiun. Hanya saja, karena masih pagi dan entah kenapa dia tidak memutuskan untuk tidur lagi, Mikan mengajariku berbagai jenis craft. Ya, handicraft ternyata salah satu keahlian homeparentsku ini. Tidak heran di rumahnya benar-benar tersedia berbagai macam alat dan bahasan untuk membuat berbagai handicraf...mulai dari origami berbagai gambar dan ukuran dalam jumlah banyak, pita-pita aneka ukuran dan warna (bahkan ia bertanya padaku warna apa yang kusukai dan siap kan mengamblnya..mungkin karena semua warna pita tersedia) , lem, dan juga kain serta gantungan-gantungan manik manik. Yuppp kebetulan banget, aku juga sangat suka mengerjakan dan belajar handicraft, jadi ini merupakan kesempatan yang sangat luar biasa yang aku dapatkan. Kali ini, Mikan mengajariku membuat craft dari ribbon yang dipilin-pilin dengan cara tertentu. Dari situ, kami bisa membuat gantungan hp ataupun gantungan kamera. Selain mengerjakannya dengan cepat dan terampil, hasil yang ia buat luar biasa bagus.. sedangkan aku? haha hasilku masih beginner, tapi setidaknya ga jelek-jelek amat kok hehe. Selain itu, Mikan juga akhirnya mengajariku bagaimana membuat origami berntuk bucky ball seperti yang diberi oleh anak-anak SD itu di pesta tadi malam. Ternyata ngebikinnya lumayan sulit...wah kagum banget deh sama anak-anak Jepang ini.

Pada saat asik mengerjakan ribbon craft..tiba-tiba seluruh lantai terasa goyang-goyang..spontan aku akget. Kemudian Mikan dengan tenang berkata "Zisshin" (bahasa indonesia:gempa) dan memberi isyarat padaku untuk tenang dan duduk sambil menunggu gempa berhenti. Alhamdulillah walaupun cukup lama dan lumayan kenceng akhirnya gempa berhenti. ya, gempa bumi juga merupakan salah satu hal tidak biasa yang entah kenapa di negri sakura ini menjadi sangat biasa. Ternyata memang mereka begitu tenang menghadapi gempa dan aku pun sudah mulai terbiasa. Haha udah ngebayangin kalo di Indonesia kalo gini pasti serumah udah heboh pada keluar rumah. Enaknya adalah karena bangunan disini didesain antigempa, jadi kalo gempa cuman terasa kayak goyang-goyang di kasur..ga kyak di Indonesia yang rasanya bergerak semua. Ada-ada saja, tidak menyangka di rumah orang Jepang pun aku merasakan gempa, sangat kebetulan.

Buckyball Origami
Ribbon Craft
Setelah pukul 10, akhirnya kami berangkat jalan-jalan ke Edo Tokyo Museum yang terletak sekitar 1,5 jam dari Kawasaki dan stasiun terdekatnya (Kawagoe eki) berada di Edo Line.. Sampai di Edo Tokyo Museum, aku benar benar takjub. Disana kita bisa melihat miniatur-miniatur Jepang jaman dulu pada saat zaman edo yang dipimpin oleh Shogun. Rasanya berada di sana seperti melihat film Samurai X atau Naruto...karena ada miniatur-miniatur jembatan, rumah, serta kastil kastil penguasa Jepang jaman dulu. Benar-benar serasa ada di dunia manga dan anime kolosal. Di tempat itu, kami juga melihat kimono-kimono dan perhiasan luar biasa indah yang dulu dikenakan oleh istri dari shogun. Aku juga belajar shogun itu apa, bagaimana kehidupan orang-orang jaman dulu sebelum restorasi Meiji, apa yang mereka lakukan tiap musim (hampir sama seperti orang Jepang jaman sekarang), dan juga ternyata dari jaman edo dulu orang orang Jepang memang sudah selalu siap sedia dengan bencana. Mereka sadar betul bahwa daerah mereka rentan akan bencana, terutama gempa bumi dan banjir. Pantas saja tidak heran sampai sekarang orang Jepang siap siaga banget. Karena lapar, akhirnya sebelum melanjutkan melihat pameran, kami istirahat sejenak untuk makan siang di kedai Pasta. Aku memesan pasta kerang yang rasanya enak banget. 





Setelah berputar-putar museum hingga pukul 4.00, akhirnya kami memutuskan untuk sampai disini saja. Haha ternyata museumnya gede banget dan bagus banget, jadi dalam seharian itu pun kami belum berhasil menyelesaikan keliling-keliling museum. Hanya saja karena sudah capek akhirnya kami pun pulang..Mereka mengantarku hingga stasiun dekat apato hostfamilyku (karena kebetulan searah dengan stasiun dekat tempatku pergi). Di jalan, mereka (ibu ibu Jepang) sempat bertanya padaku tentang kerudung yang aku kenakan dan juga tentang sholat, puasa, dall pertanyaan tentang ke Islamanku. Sebelum pergi tiba-tiba Mikan menyodorkan kantong belanja bergambar kucing yang berisi gula khas Jepang... "This is for you.." Wah alhamdulillah, senang sekali diberi hadiah lagi. Padahal tasku udah penuh sama hadiah-hadiah lain juga dari anak-anak yang kemarin, hasil kaligrafi, kerjainan tangan yang dibuat oleh Mikan, dan sekarang ditambah lagi oleh oleh makanan... baik sekali orang-orang ini. Spontan aku mengatakan "Mikan, domo arigatou gozaimasu". Semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi :)


 Mikan Arigatou Gozaimasu ^_^
Oleh oleh dari Homestay ^_^
Ya, begitulah akhir homestayku...sungguh 2 hari luar biasa yang sangat menyenangkan. Aku banyak belajar berbagai hal dari orang-orang Jepang tersebut dan ini pertama kalinya dalam 2 bulan selama kedatanganku di Jepang aku merasa benar-benar merasakan budaya Jepang yang sesungguhnya. Satu hal yang sedikit kusesali adalah...aku berharap bisa bahasa Jepang dengan lancar pasti bakal lebih seru lagi. Yak...aku harus semangat bertekad belajar Nihongo sungguh-sungguh, biar suatu saat aku bertemu lagi dengan mereka aku benar-benar bisa bercakap-cakap tanpa ada hambatan komunikasi sedikitpun. 

Terimakasih hostfamilyku yang luar biasa baik dan juga anggota Hippo Family Club!!! ^_^ 
Alhamdulillah Ya Rabb..telah memberikan hamba kesempatan untuk mengenal Jepang lebih lanjut.SEMANGAT!!

1 comment:

  1. Raras-san omedetou gozaimashita ^_^
    Oiya mbak, aku mau nanya, Hippo Family Club itu klub apa ya? Semacam pertukaran mahasiswa gitu? dan ada dimana aja?
    Aku pengen banget nih punya pengalaman kayak mbak :D

    ReplyDelete